PROPOSAL TERAPI
AKTIVITAS KELOMPOK
1.
Topik :
Menggambar
2.
Tujuan
a.
Tujuan Umum
-
Setelah dilakukan terapi selama 1 x 60 menit, diharapkan klien
dapat berespon terhadap stimulus pancaindra yang diberikan
b.
Tujuan khusus
-
klien mampu
berespon terhadap gambar yang dilihat
-
klien mampu
mengekspresikan perasaan melalui gambar.
3.
Latar belakang
a.
Pengertian
Halusinasi
merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya
tidak terjadi. Suatu perserapan panca indera tanpa ada rangsangan dari luar.
(Miramis, 1998)
Halusinasi
merupakan suatu yang dialami sebagai penghayatan seperti suatu persepsi melalui
panca indera tanpa stimulus ekstren, persepsi palsu (Lubis, 1993)
b.
Tahap tahap
halusinasi
1.
Comforting
(Ansietas Sedang) atau Halusinasi menyenangkan.
Karakteristik =
Klien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa bersalah dan
takut, dan mencoba untuk berfokus pada pikiran menyenangkan untuk meredakan
ansietas. Individu mengenali bahwa pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kondisi
kesadaran jika ansietas dapat ditangani. (non psikotik)
Tanda dan Gejala =
Tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai menggerakkan bibir tanpa suara,
pergerakan mata yang cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik, diam
dan asyik
2.
Condemning (Ansietas
berat) atau halusinasi menjijikkan.
Karakteristik =
Pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan atau klien mulai lepas kendali
dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber yang
dipersepsikan. Klien mungkin mengalami dipermalukan oleh pengalaman sensori dan
menarik diri dari orang lain. (Psikotik ringan)
Tanda dan gejala = Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom dan tekanan darah, rentang peningkatan denyut jantung. Pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita.
Tanda dan gejala = Meningkatkan tanda-tanda sistem syaraf otonom dan tekanan darah, rentang peningkatan denyut jantung. Pernafasan dan tekanan darah, rentang perhatian menyempit, asyik dengan pengalaman sensori dan kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dan realita.
3.
Controlling
(Ansietas berat) atau pengalaman sensori menjadi berkuasa
Karakteristik =
Klien menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan menyerahkan pada halusinasi
tersebut. Isi halusinasi menjadi menarik. Klien mungkin mengalami pengalaman
kesepian jika sensori halusinasi berhenti (Psikotik)
Tanda dan Gejala = Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas mampu mematuhi perintah.
Tanda dan Gejala = Kemauan yang dikendalikan halusinasi akan lebih diikuti kesukaan berhubungan dengan orang lain. Rentang perhatian hanya beberapa detik atau menit, adanya tanda-tanda fisik ansietas mampu mematuhi perintah.
4.
Conquering (Panic)
atau umumnya menjadi melebur dalam halusinasinya
Karakteristik = pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik berat)
Karakteristik = pengalaman sensori menjadi mengancam jika klien mengikuti perintah halusinasinya. Halusinasinya berakhir dari beberapa jam atau hari jika tidak ada intervensi terapeutik (Psikotik berat)
Tanda dan Gejala =
perilaku terror akibat panik. Potensi buat solude atau nomiede aktifitas
perilaku kekerasan. Agitasi menarik diri atau katatonia, tidak mampu berespon
terhadap perintah kompleks, tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
c.
Memilih stimulasi
sensori karena 8 dari 10 pasien mengalami stimulasi persepsi
d.
Jenis halusinasi
·
Halusinasi
pendengaran
·
Halusinasi
penglihatan
·
Halusinasi
penciuman
·
Halusianasi
pengecapan
·
Halusianasi raba
·
Halusinasi seksual
·
Halusinasi
kinestetik
·
Halusinasi visceral
4.
Seleksi pasien
Ø
Klien dengan riwayat stimulasi persepsi sensori dengan disertai halusinasi.
Ø
Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku
agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
Ø
Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
5.
Jadwal
Hari, Tanggal : 30 November 2011
Waktu : pukul 09:00 – selesai
Tempat : Bangsal Nakula RSJ
Kabupaten Magelang.
6.
Metode
-
Ceramah
-
Bermain peran
7.
Media dan alat
a.
Buku dan alat gambar
b.
Gambar - gambar
8.
Pengorganisasian
a.
Leader :
M.Sadaji Ragil
b.
Co – Leader : Aldo
Sugiharto
c.
Fasilitator 1 :
Rinda Oktaviana
d.
Fasilitator 2 :
Restiana Setyorini
e.
Fasilitator 3 :
Dewi Artikasari
f.
Fasilitator 4 :
Wiji Sugiyanti
g.
Observer :
Fuad Afdlol
9.
Setting Tempat
10. Program Antisipasi
Ø
Perkenalan diri
11. Langkah – Langkah
A.
Persiapan
1.
Memilih klien.
2.
Mengingatkan kontrak pertemuan.
3.
Menyiapkan tempat, alat dan media yang digunakan.
B.
Orientasi
1.
Salam teraupetik
2.
Evaluasi validasi masalah
·
Menanyakan perasaan klien saat ini
·
Terapis menanyakan
pengalaman klien mengontrol halusinasinya
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari. ( menghardik, melakukan
kegiatan, dan bercakap – cakap dengan orang lain ).
3.
Kontrak
·
Jika ada klien yang
ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada terapis.
·
Menjelaskan tujuan
kegiatan, yaitu menggambar dan menceritakan kepada orang lain.
·
Lama kegiatan 60
menit.
·
Setiap klien
mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
C.
Kerja
·
Terapis menjelaskan
kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu menggambar dan menceritakan hasil gambar
kepada klien lain.
·
Terapis membagikan
kertas dan pensil untuk tiap klien
·
Terapis meminta
klien menggambar apa saja sesuai dengan yang diinginkan saat ini.
·
Sementara klien
mulai menggambar, terapis berkeliling dan memberikan penguatan kepada klien
untuk terus menggambar, jangan mencela klien.
·
Setelah semua klien
selesai menggambar terapis meminta masing-masing klien untuk memperlihatkan dan
menceritakan gambar yang telah dibuatnya kepada klien lain. Yang harus
diceritakan adalah gambar apa dan apa makna gambar tersebut menurut klien.
·
Kegiatan poin e
dilakukan sampai semua klien mendapat giliran
·
Setiap kali klien
selesai menceritakan gambarnya, terapis mengajak klien lain bertepuk tangan.
D.
Terminasi
1.
Evaluasi
·
Verbal
-
Terapis menanyakan
perasan klien setelah mengikuti TAK.
-
Terapis memberikan
pujian atas keberhasilan kelompok.
·
Non verbal
-
Klien mempraktekan
cara mengontrol halusinasi dengan menggambar.
2.
Rencana Tindak
Lanjut
Menganjurkan
klien mengekspresikan perasaan dengan menggambar.
3.
Kontrak YAD
Buat
kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi klien.
12. Evaluasi
a.
Proses
Ø
Evalusi dilakukan
saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.
b.
Hasil
Ø
Aspek yang dievaluasi
adalah kemampuan halusinasi, kemampuan klien yang diharapkan adalah mampu menghardik / mengontrol
halusinasinya.
Lampiran 1
A.
Form Penilaian
Observer
No.
|
Aspek penilaian yang dinilai
|
Klien
|
|||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
||
1.
|
Mengikuti tak sampai selesai
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Mampu menghafal doa-doa solat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Mampu mempraktekan gerakan solat
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar